Senin, 23 Oktober 2017

Bab 6 Analisa Penganggaran Modal



Penganggaran Modal

Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).

Penganggaran modal meliputi seluruh periode investasi yang mencakup pengeluaran-pengeluaran (cost) dan manfaat (benefit) yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk diadakan penilaian dan membandingkannya dengan alternatif investasi lainnya.

Penganggaran modal dalam prakteknya dimaksudkan untuk mengadakan analisis investasi dari beberapa alternatif investasi yang tersedia, untuk kemudian menetapkan atau memilih investasi yang paling menguntungkan. Ketidaktepatan dalam menetapkan pilihan investasi akan menimbulkan kerugian-kerugian baik kerugian ril ataupun kerugian karena kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat yang lebih menguntungkan (opportunity cost) yang sebenarnya dapat diwujudkan. Analisis investasi akan menyeleksi kesempatan-kesempatan yang ada, sehingga dapat dipilih investasi yang memberikan manfaat terbesar dari setiap rupiah dana yang diinvestasikan.


Tahap-tahap Penganggaran Modal
  1. Biaya proyek harus ditentukan.
  2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva
  3. Resiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas)
  4. Dengan mengetahui resiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
  5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
  6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya,


Manfaat Penganggaran Modal
  1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
  2. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment
  3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
  4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.

Pendekatan Terhadap Keputusan Capital Budgeting

Ada dua pendekatan utama dalam pengambilan keputusan capital budgeting.Pendeketan-pendekatan tersebut dipengaruhi oleh keadaan keuangan perusahaan.
  • Accept-reject Approach
Meliputi pengevaluasian proposal capital expenditure untuk menentukan apakah proposal-proposal tersebut dapat diterima atau tidak. Pendekatan ini cukup sederhana karena hanya membandingkan criteria yang dimiliki oleh masing-masing proposal dengan criteria minimum yang sudah ditetapkan sebelumnya.Pendekatan ini akan sangat sesuai untuk perusahaan-perusahaan yang mempinyai dana yang tidak terbatas.

  • Ranking Approach
Meranking proyek-proyek berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya, misalnya proyek-proyek akan diranking berdasarkan rate of returnny amasing-masing. Proyek dengan rate of return tertinggi akan diranking nomor 1 dan yang rate of returnnya terendah akan ditetapkan di urutan terakhir.



Menaksir Aliran Kas

Di dalam melakuan analisa capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Dimulai dari investasi awal hingga proyek itu berjalan. Pada tahap awal kas perusahaan masih negatif karena perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut, setelah proyek tersebut selesai dan arus kas akan menjadi positif akibatnya adanya penghasilan yang dihasilkan dari investasi tersebut.

Masalah Dalam Menghitung Aliran Kas

Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada sebelum melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas tambahan (incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.

Empat (4) hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan yaitu (Ross, 2008) :

1.Sunk Cost Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh oleh keputusan menerima atau menolak suatu proyek.

2.Opportunity Cost Biaya yang timbul karena perusahaan kehilangan kesempatan menerima suatu pendapatan karena aset perusahaan digunakan pada proyek yang lain.

3.Side Effect Dapat diklasifikan sebagai erosion atau synergy. Erosion terjadi ketika produk baru menurukan cash flow sedangkan synergy terjadi sebaliknya

4.Allocated Cost Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada proyek.




Arus kas dalam suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu:

a.Initial investment (Investasi awal) : Semua pengeluaran yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut.
b.Free Cash Flow Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebut berlangsung. Yang diperhitungkan disini adalah selisih arus kas masuk dan keluar (pendapatan dan biaya) setelah dikurangi pajak dan tidak memperhitungkan bunga dan depresiasi.
c.Terminal Value Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode, investasi tersebut dijual. Nilai ini adalah nilai bersih dari penjualan tersebut.


Beberapa pertimbangan dalam menaksir aliran kas.
Dalam analisis keputusam investasi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan:

  1. Menaksir aliran kas dari investasi tersebut
  2. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
  3. Mengevaluasi investasi tersebut dengan kriteria investasi seperti payback period, NPV, dan IRR.
  4. Mengambil keputusan, apakah investasi diterima atau tidak.

Dalam menaksir aliran kas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan:
  1. Aliran kas versus keuntungan akuntansi
  2. Incremental cash flow, sunk cost, biaya kesempatan (opportunity cost) dan kanibalisasi pasar.
  3. Fokus pada aliran kas karena keputusan investasi, bukan karena keputusan pendanaan.

Jenis-jenis aliran kas berdasarkan dimensi waktu
Berdasarkan dimensi waktu, aliran kas bisa digolongkan ke dalam tiga jenis:
  1. Aliran kas awal (initial cash flow)
  2. Aliran kas operasional (operational cash flow)
  3. Aliran kas terminal (terminal cash flow)




Kriteria Penilaian Investasi


Ada beberapa kriteria yang bisa dipakai untuk mengevalusi rencana investasi.

  1. Payback Period
  2. Discounted Payback Period
  3. Accounting Rate of Return
  4. Net Present Value
  5. Internal Rate of Return
  6. Profitability Index



1.Metode Payback periode
Payback periode adalah suatu periodeyang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran suatu investasi dengan menggunakan aliran kas neto(proceeds)yang diperoleh.
Payback period ingin melihat seberapa lama investasi bisa kembali. Semakin pendek jangka waktu kembalinya investasi, semakin baik suatu investasi.

Kebaikan : sangat mudah diterapkan
Kelemahan : tidak memperhitungkan nilai waktu uang dan tidak memperhitungkan aliran kas sesudah periode payback.

Rumus:
jumlah investasi * 1 tahun

Proceed

• jika payback periode > umur ekonomis, investasi ditolak
• jika payback periode < umur ekonomis, investasi diterima

Contoh Soal:

Proyek pengadaan armada taxi baru membutuhkan nilai investasi sebesar Rp. 300.000.000,-. Aliran kas masuk atau proceeds diperkirakan berturut-turut Rp.70.000.000,- selama 8 tahun, maka besarnya payback periode adalah.?

Payback periode = jumlah investasi * 1 tahun

Proceed


Payback periode =

300.000.000 × 1 tahun

70.000.000

=

= 4,285 Tahun

Namun apabila proceeds yang diterima tidak sama tiap tahunnya, maka penyelesaiannya adalah sbb:

Misal proceeds tiap tahun selama 8 tahun adalah

Tahun 1 Rp.50.000.000

Tahun 2 Rp.60.000.000

Tahun 3 Rp.70.000.000

Tahun 4 Rp.60.000.000

Tahun 5 Rp.40.000.000

Tahun 6 Rp.50.000.000

Tahun 7 Rp.40.000.000

Tahun 8 Rp.30.000.000


Maka perhitungan payback periode adalah sbb

Outlays(investasi): Rp. 300.000.000

Proceeds tahun ke-1: Rp. 50.000.000

Proceeds tahun ke-2: Rp. 60.000.000

Proceeds tahun ke-3: Rp. 70.000.000

Proceeds tahun ke-4: Rp. 60.000.000

Proceeds tahun ke-5: Rp. 40.000.000

= Rp.20.000.000

PBP= 5 tahun + (20.000.000/40.000.000) x 1 Tahun

= 5 tahun 6 bulan


2.Discounted Payback Period
Metode ini berusaha menghilangkan kelemahan payback period yang tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Dengan metode ini, aliran kas di present-value-kan sebelum dihitung payback period-nya.

Metode discounted payback period tidak bisa menghilang kelemahan yang kedua, yaitu tidak memperhitungkan aliran kas diluar payback period.


3.Accounting Rate of Return (ARR)
Metode ARR menggunakan keuntungan sesudah pajak, dibagi dengan rata-rata nilai buku investasi selama usia investasi.
Mendasarkan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku/ reported acc. Income. Metode ini menilai suatu dengan memperhatikan rasio antara rata - rata dengan jumlah modal yang ditanam (initial invesment) dengan ratio antara laba bersih dengan rata – rata modal yang ditanam.

Rumus :
ARR = Jumlah EAT x 100%

Investasi

Jika ARR > 100%, investasi di terima
Jika ARR < 100%, investasi ditolak.


Kebaikan :terletak pada kesederhanaannya yang mudah dimengerti karena menggunakan data akuntansi yang tersedia.
Kelemahan :
1.Tidak memperhatikan time of money value
2.ARR menggunakan input yang salah,yaitu laba akuntansi, bukannya aliran kas. Input yang salah akan menghasilkan output yang salah juga.


4.Net Present Value (NPV)
NPV adalah present value aliran kas masuk dikurangi dengan present value aliran kas keluar

Metode penilaian investasi yg menggunakan discounted cash flow. (mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas yg terjadi sekarang dengan arus kas keluar yang akan diterima pada masa yang akan datang).

a.Rumus : NPV = PVNCF – PVNOL

Langkah – langkah :

a.Tentukan discount rate yang digunakan berdasarkan biaya modal atau Required Rate Of Return.
b.Menghitung present value dari net cash flow.
c.Menghitung present value dar net outlay.
d.Menghitung present value dengan mengurangkan PVNCF dengan PVNOL.

Kriteria :
Jika NPV (+) / >0, investasi diterima.
Jika NPV (-) / <0 , investasi ditolak.

I0= Nilai investasi
At= aliran kas neto pada periode t
R=discount Rate
T= jangka waktu

Kebaikan :
Memperhitungkan time value of money dan Memperhitungkan seluruh cash flow selama usia investasi

Kelemahan :
Dalam membandingkan dua investasi yang sama modalnya, nilai tunai netto tidak dapat digunakan sebagai pedoman.


5.Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat diskonto (discount rate) yang menyamakan present value aliran kas masuk dengan present value aliran kas keluar.

IRR = I2 + NPV2 x (i2 – i1)

NPV1 - NPV2

Di mana :
I1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)
I2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)
NPV1 = net present value 1
NPV2 = net present value 2


Tingkat pengembalian yang dihasilkan atas suatu investasi atau discount rate yang menunjukkan present value cash flow = present value outlay
IRR yang didapat dibandingkan dengan biaya modal yang ditanggung peruusahaan.

Rumus ;
Dimana :
rk = tingkat bunga yang kecil
rb = tingkat bunga yang besar
NPV rk = net present value pada tingkat bunga yang kecil
TPVrk= present value of proceeds pada tingkat bunga yang kecil
TPVrb= present value of proceeds pada tingkat bunga yang besar

* Jika IRR > tingkat bunga yang digunakan, investasi diterima
* Jika IRR < tingkat bunga yang digunakan, Investasi ditolak.

6.Profitability Index (PI)
PI adalah present value aliran kas masuk dibagi dengan present value aliran kas keluar.


Rumus :

Profitability Index = PV. Proceed / PV.outlay

Profitability Index =

Jika PI > 1, investasi/ proyek diterima
Jika PI=1, investasi / proyek tidak masalah apakah proyek diterima atau tidak
Jika PI < 1, Investasi / proyek ditolak.

Contoh soal:
Nilai kas masuk pada proyek X 14.739 sedangkan nilai kas keluarnya adalah 10.000, maka PI untuk proyek X adalah
14.739 / 10.000 = 1,4739 ( maka proyek diterima ).



3 komentar:

Overview manajemen keuangan dan laporan keuangan bab 1 dan bab 2

bab 14 Analisis Investasi Lanjutan

ANALISIS INVESTASI LANJUTAN METODE ADJUSTED PRESENT VALUE (APV) Kerangka APV               Variasi lain dari WACC (weighted a...

Bab 3 pasar keuangan