Senin, 25 September 2017

Overview manajemen keuangan dan laporan keuangan bab 1 dan bab 2



BAB 1
OVERVIEW MANAJEMEN KEUANGAN

Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan Adalah manajemen fungsi-fungsi keuangan suatu perusahaan.Fungsi-fungsi keuangan perusahaan: 
Keputusan investasi (investment)à bag kiri neraca (aktiva)
Keputusan pendanaan (financing)à bag kiri neraca (pasiva)
Keputusan likuiditas à komponen jangka pendek aktiva dan pasiva

Tujuan manajemen keuangan:
tugas seorang manajer keuangan adalah meningkatkan (memaksimalkan) nilai perusahaan
nilai perusahaan adalah terdiri dari nilai hutang dan nilai saham 
untuk memudahkan analisis maka tujuan tersebut disingkat menjadi memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (stockholder wealth maximization)
kemakmuran pemegang saham sering diterjemahkan sebagai kenaikan harga pasar saham.  
jika perusahaan tidak go publik maka kemakmuran pemegang saham bisa dilihat melalui harga jual perusahaan dan melalui jasa penilai perusahaan.
jadi, tujuan manajemen keuangan adalah memaksimiumkan harga pasar saham.

Model neraca keuangan

Laporan Posisi Keuangan (balance sheet atau statement of financial position)atau yang biasa dikenal sebagai neraca adalah suatu bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan atau entitas bisnis yang dihasilkan dalam suatu periode akuntansi dimana menunjukkan posisi atas keuangan perusahaan atau entitas bisnis tersebut pada akhir periode akuntansi tersebut yang bisa menjadi dasar dalam menghasilkan keputusan bisnis.

Struktur Neraca:
Posisi Neraca Keuangan terdiri atas Dua (2) pos yaitu Aktiva (Aset) dan Pasiva. 
Dua pos tersebut terdiri atas 3 unsur yang terdiri atas aset (aktiva), dan pada pos Pasiva terdiri atas kewajiban atau hutang (liabilitas), dan ekuitas atau modal (equity). 
Ketiganya dihubungan dengan prinsip persamaan dasar akuntansi berikut : 
Aktiva = Kewajiban (Utang) + Modal


Menciptakan Nilai Perusahaan
bagaimana perusahaan dapat meningkatkan nilainya?
nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan menciptakan aliran kas masuk .
aliran kas berbeda dengan keuntungan/laba akuntansi (accouting profit)
keuntungan akuntansi :
a) mempertemukan antara pendapatan dan biaya (prinsip matching) 
b) tidak memperhatikan aliran kas riil perusahaan 

hal yang harus diperhatikan manajer keuangan dalam penciptaan nilai perusahaan:
1. jumlah aliran kas yang positif 
2. waktu (timing) à aliran kas yang diterima saat ini nilainya lebih tinggi dari yang diterima waktu yadà time value of money (nilai waktu uang)
3. resiko (risk) à penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan 

Memaksimalkan keuntungan

 (laba) merupakan tujuan utama suatu pengusaha dalam menjalankan usahanya. Proses produksi dilaksanakan seefisien mungkin dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan

Adapun pendekatan – pendekatan yang di memaksimalkan laba sebagai berikut :
1. Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
Pendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan pendapatan total(TR) dan biaya total (TC) maka TC = FC + VC.
2. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)
yaitu hasil tambahan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan dari menjual perunit lagi barang yang di produksi.
3.Pendekatan Rata – rata
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) . Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual. Maka π=(P-AC).Q.


contoh soal mencari maksimalisasi harga
Jika diketahui :
P = 120 – 0,02 Q
C = 60 Q + 25000
dimana P adalah harga per unit, sementara C adalah total biaya.
Ditanya : 
Hitunglah Profit Maksimum (Laba Maksimal) !

Jawab :
TR = P x Q
      = (120 – 0,02 Q)Q
TR = 120Q – 0,02Q²

MR = TR’
MR = 120 – 0,04Q

MC = C’
MC = 60

Profit maksimum didapat ketika MR = MC, maka:
120 – 0,04Q = 60
0,04Q = 120 – 60
Q = 60/0,04
Q = 1500

Masukkan nilai Q ke dalam persamaan P = 120 – 0,02Q, maka:
P = 120 – 0,02(1500)
   = 120 – 30
P = 90
kuantitas dan harga untuk mendapatkan profit maksimum masing-masing adalah 1500 dan 90.
Profit max = TR – TC
            = 120Q – 0,02Q2 – (60Q + 25000)
              = 120(1500) – 0,02(1500)2 – 60(1500) – 25000
              = 180000 – 45000 – 90000 – 25000
              = 20000 


BAB 2
LAPORAN KEUANGAN
Adalah laporan yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk membuat laporan keuangan, neraca lajur sangat membantu dalam proses pelaporan. Karena neraca lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan yang meliputi:
1. Laporan Laba – Rugi (Income Statement)
2. Laporan Neraca (Balance Sheet)
3. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal pemilik (Owner’s Equity Statement)
4. Laporan Arus Kas (Cash flows Statement)

Macam Macam Laporan Keuangan:

1. Lapora Laba-Rugi (Income Stetement)
adalah laporan keuangan yang melaporkan mengenai aktifitas operasional perusahaan dengan menghitung pendapatan dan beban-beban selama satu periode yang kemudian dapat ditentukan laporan laba-ruginya.

Dalam laporan laba-rugi, terdapat tiga rekening (akun) yang perlu dipahami dengan jelas, yaitu:
Pendapatan
Adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan akitivitas perusahaan yang biasa (reguler) dan dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda, seperti; penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalti dan sewa.
Beban
Adalah pengorbanan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa (reguler), seperti beban pokok penjualan, beban gai, beban sewa, beban penyusutan aset tetap, beban asuransi, beban pajak, beban kerugian piutang, beban perlengkapan.
Laba atau Rugi
Laba terjadi bila pendapatan lebih besar dari beban-beban yang terjadi, sebaliknya rugi terjadi bila pendapatan lebih kecil dari pada beban-beban yang terjadi.
Untuk perusaahaan jasa, meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.

2. Laporan Neraca (Balance Sheet)
adalah laporan keuangan yang menunjukkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu. Data untuk menyusun laporan neraca diambil dari neraca lajur.
Isi neraca secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Kelompok Aset: 
Aset Lancar
Investasi jangka panjang
Aset tetap
Aset yang tidak berwujud
Aset lain-lain

b. Kelompok Kewajiban:
Kewajiban lancer
Kewajiban jangka panjang
Kewajiban lain-lain

c. Kelompok Ekuitas:
Modal saham
Agio/disagio saham
Cadangan-cadangan
Saldo laba

3. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal pemilik (Owner’s Equity Statement)
Yaitu laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas selama satu periode. Komponen laporan perubahan ekuitas adalah:
a) Modal awal
Diperoleh dari investasi awal ataupun penambahan investasi.
b)     Laba atau Rugi
Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan, sedangkan rugi akan mengurangi modal perusahaan.
c) Penarikan (prive)
Apabila sebagian laba diambil oleh pemilik untuk kepentingannya sendiri diluar kepentingan perusahaan, maka kejadian ini akan mngurangi modal pemilik. Apabila laba lebih besar dari pada penarikan maka akan ada kenaikan modal, sebaliknya jika laba lebih kecil dari penarikan maka akan terjadi penurunan modal.
d) Modal akhir
Modal akhir adalah saldo modal awal ditambah laba rugi dikurangi penarikan.

4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menunjukkan sumber dan penggunaan kas selama satu periode sehingga saldo kas nampak seperti di neraca, laporan arus kas membutuhkan data/informasi dari neraca periode sebelumnya dan periode yang bersangkutan dan laporan laba rugi pada periode yang bersangkutan.

Analisis Laporan Keuangan Perusahaan
Analisis keuangan merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti laporan neraca, rugi / laba, dan arus kas dalam periode tertentu.
  Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang.
Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis.

Teknik Analisa Laporan Keuangan:
a) Metode Komparatif.
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan danmembandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Misal perbandingan dalam beberapa tahun contohnya, laporan keuangan tahun 2001dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2002, atau perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan).
b) Metode Analisis.
Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari sini digambarkan trendnya. Trend analysis  ini biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi square, rumus y = a + bx.
c) Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam).
Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
d) Metode Index Time Series.
Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angkalaporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut :
Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001  X 100%
Angka Dasar

Economic Value Added(EVA)

Gagasan mengenai EVA telah lama  ada. Pada tahun 1920-an, Alfred Stern melaksanakan sisitem seperti EVA (mengurangi biaya modal dari laba yang diperoleh) untuk divisi operasi general motors.
Istilah EVA belum tercipta (Young & O′Byrne,2001:94), konsep EVA pertama kali diperkenalkan oleh Geoege bennet stewart, salah seorang managing partner dari sebuah perusahaan konsultan manajemen terkemuka yaitu Stern Stewart & Company yang berkantor pusat di New York, dalam bukunya yang berjudul “The Quest For Value” pada tahun 1980. Perusahaan yang pertama kali menerapkan EVA di Indonesia adalah PT. United Tractors,Tbk pada tahun 1996.Dengan menerapkan konsep EVA, dapat dilihat berapa nilai tambah yang bisa dihasilkan oleh perusahaan setelah semua komponen biaya dikurangkan. Saat perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah berarti kinerja keuangan perusahaan tersebut bagus.

Konsep EVA tidak hanya digunakan dalam penilaian suatu investasi saja, tetapi juga berperan dalam hal:
a. goal setting,
b. capital budgeting,
c. performance assessment,
d. incentive compensation. 

a. EVA dan Goal setting 
Fokus perusahaan untuk mengejar laba sebesar-besarnya hanyalah tujuan jangka pendek saja. Tetapi tujuan maksimalisasi nilai EVA adalah untuk jangka panjang. Hal ini perlu dikomunikasikan sejak awal kepada manajemen, sehingga para manajer terhindar dari  myopic behaviour dan menjadi lebih terfokus pada penciptaan nilai dan bukan mengejar laba besar. Lewat komunikasi ini dapat disatukan upaya untuk mendorong proses-proses yang menambah nilai dan mengurangi proses-proses yang tidak menambah nilai bagi perusahaan. 

b. EVA dan Capital bugeting 
Pedoman EVA untuk  capital budgeting adalah menerima proyek atau peluang investasi yang menghasilkan  positive discounted EVA dan menolak proyek yang menghasilkan negative discounted EVA. Proyek dengan  positive discounted EVA akan menambah nilai, demikian sebaliknya proyek dengan negative discounted EVA akan merusak atau mengurangi nilai sebuah perusahaan. 

c. EVA dan performance assessment 
Pada suatu perusahaan, pemilik perusahaan akan menunjuk dan memberikan wewenang kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan sehari-hari. Manajemen cendrung mempunyai kontrol penuh atas segala strategi atau tindakan yang dilakukan meskipun masih ada campur tangan dari pemilik. Pemisahan antara kepemilikan dan kontrol ini menyebabkan terjadinya conflict of interest antara pemilik dan manajemen dimana manajemen cendrung menginginkan maksimalisasi nilai perusahaan  untuk mengurangi atau memperkecil biaya yang timbul karena perbedaan kepentingan pemilik dengan manajemen, maka dibentuklah suatu sistem performance assessment yang memberikan insentif pada strategi atau tindakan manajemen yang menambah nilai, bukan sekedar laba yang tinggi, yang bisa saja terjadi karena penggunaan metode akuntansi yang berbeda. Pedoman yang digunakan untuk mengukur nilai tambah perusahaan adalah EVA. 

d. EVA dan Incentive compensation 
Pada perusahaan besar yang kepemikikannya tersebar ke banyak pemegang saham dan tujuan perusahaan adalah value building, sistem pemberian insentif atau penggajian seharusnya ditujukan untuk mendorong aktivitas yang menambah nili perusahaan yaitu insentif atau bonus diberikan. Pada individu yang strategi atau tindakannya menambah nilai perusahaan. Sistem kompensasi yang berpedoman pada pengukuran akuntansi mempunyai kelemahan yaitu karena adanya hubungan yang semu antara laba buku dan kehidupan ekonomis suatu perusahaan. Manajemen akan mengambil tindakan atau strategi yang meningkatkan laba dan tentu akan meningkatkan gaji mereka, tetapi menumbuhkan nilai keseluruhan suatu perusahaan. 

Keunggulan Konsep EVA sebagai berikut: 
1. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi 
2. Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan harapan penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan nilai buku 
3. Perhitungan EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar  industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian 
4. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian penberian bonus pada karyawan dengan divisi yang memberikan EVA lebih besar 
5. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

Kelemahan Konsep EVA antara lain : 
1. Secara konseptual EVA memang  lebih unggul daripada pengukuran tradisional akuntansi, namun secara  praktis belum tentu dapat diterapkan dengan mudah 
2. EVA dalah alat ukur semata dan tidak bisa berfungsi sebagai cara untuk mencapai sasaran perusahaan sehingga diperlukan suatau cara bisnis tertentu untuk mencapai sasaran perusahaan 
3. Masih mengandung unsur keberuntungan  yaitu naik turunnya EVA dapat dipengaruhi oleh gejolak di pasar modal 
4. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu 
5. EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah 







Overview manajemen keuangan dan laporan keuangan bab 1 dan bab 2

bab 14 Analisis Investasi Lanjutan

ANALISIS INVESTASI LANJUTAN METODE ADJUSTED PRESENT VALUE (APV) Kerangka APV               Variasi lain dari WACC (weighted a...

Bab 3 pasar keuangan