Senin, 30 Oktober 2017

Bab 7 Penganggaran Modal : Isu Lanjutan

Penganggaran Modal

Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).

Penganggaran modal meliputi seluruh periode investasi yang mencakup pengeluaran-pengeluaran (cost) dan manfaat (benefit) yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk diadakan penilaian dan membandingkannya dengan alternatif investasi lainnya.
Penganggaran modal dalam prakteknya dimaksudkan untuk mengadakan analisis investasi dari beberapa alternatif investasi yang tersedia, untuk kemudian menetapkan atau memilih investasi yang paling menguntungkan. Ketidaktepatan dalam menetapdasar

ilihan investasi akan menimbulkan kerugian-kerugian baik kerugian ril ataupun kerugian karena kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat yang lebih menguntungkan (opportunity cost) yang sebenarnya dapat diwujudkan. Analisis investasi akan menyeleksi kesempatan-kesempatan investasi yang ada, sehingga dapat dipilih investasi yang memberikan manfaat terbesar dari setiap rupiah dana yang diinvestasikan.

Pentingnya Penganggaran Modal

Terdapatnya beberapa aspek menyebabkan penganggaran modal mempunyai posisi strategis didalam perencanaan suatu investasi. Aspek-aspek tersebut diantaranya :
1. Pengaruh jangka panjang
2. Waktu tersedianya aktiva modal
3. Pengumpulan danadana

Pengelompokkan Usulan Investasi
Berdasarkan manfaat yang dapat dihasilkan oleh investasi maka usulan investasi dapat dikelompokkan menjadi :
Investasi yang memberikan manfaat langsung (Direct Benefit). 

Manfaat langsung investasi dapat berupa kenaikan nilai output ataupun penurunan biaya produksi.
Investasi dalam kelompok ini terdiri dari :

1.Investasi penggantian (replacement)
Untuk mengganti aktiva lama yang telah aus karena penggunaan, ataupun aktiva yang dirasakan telah tidak sesuai lagi untuk digunakan karena terdapat aktiva lain yang lebih efisien.
2.Investasi perluasan (ekspantion)
Investasi perluasan dimaksudkan untuk menambah kemampuan kapasitas yang telah ada guna memenuhi permintaan yang cenderung meningkat.
3.Menghasilkan produk baru (new product aktivities)
Resiko usaha dapat dikurangi secara relaitf, jika perusahaan yang bersangkutan melakukan diversifikasi dari produk yang dihasilkan.
Diversifikasi produk menyebabkan perusahaan akan beroperasi di berbagai segmen pasar. Sehingga jika terjadi kekurangberhasilan pemasaran suatu produk pada segmen pasar tertentu, secara relatif dapat dikomvensasikan oleh keberhasilan pemasaran produk lain pada segmen pasar lainnya.
Investasi yang memberikan manfaat tidak langsung (Indirect Benefit), adalah investasi yang tidak secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh pendapatan (profit).

Kriteria keputusan penganggaran modal :
1. Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. atau suatu kriteria penganggaran modal yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi kas awal.

Keuntungan : Menggunakan arus kas bebas, bukan accounting profit, Mudah dihitung dan dipahami, dapat digunakan sebagai alat penyaring kasar
Sering digunakan sebagai alat penyaring kasar untuk menghilangkan proyek dengan tingkat pengembalian yang tidak nyata hingga tahun–tahun akhir.
Menekankan pada pengembalian yang lebih awal yang lebih pasti dan memberikan kebutuhan likuiditas bagi perusahaan.

Kerugian : Tidak memperhitungkan Aksioma 2, Semua arus kas yang terjadi setelah periode pembayaran kembali diabaikan, mengabaikan nilai waktu uang
pemilihan periode pengembalian maksimum bersifat arbitrer, Untuk menanggulangi kelemahan 1 muncullah Discounted payback period. Namun masih mempunyai kelemahan, yaitu accept-reject kriteria bersifat arbiter

Periode pengembalian diskonto : variasi dari kriteria keputusan masa pengembalian yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperklukan untuk mengembalikan pengeluaran kas awal dari arus kas bersih yang didiskonto

keunggulan : menggunakan arus kas bebas, mudah dihitung&dipahami, dan mempertimbangkan nilai waktu uang
kekurangan : mengabaikan arus kas bebas yang terjadi setelah periode pengembalian diskonto dan pemilihan periode pengembalian diskonto maksimum bersifat arbitrer

2. Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang free cash flow setelah pajak dikurangi pengeluaran awal proyek. Perbedaan nilai sekarang arus kas dengan pengeluaran awal menetukan nilai bersih atas penerimaan investasi dalam nilai uang masa sekarang.
Kriteria : NPV ≥ 0 à TerimaTerima
NPV < 0 à Tolak
NPV = 0 à Terima, karena proyek tersebut memberikan pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan.

Keuntungan :Menggunakan arus kas bebas, memperhitungkan nilai waktu uang, konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham, Menggunakan perbandingan yang logis antara keuntungan dan biaya, Penerimaan proyek akan meningkatkan nilai perusahaan konsisten dengan tujuan perusahaan

Kerugiannya membutuhkan peramalan jangka panjang atas penambahan arus kas yang diterima, membutuhkan perkiraan jangka panjang terinci dari arus kas bebas proyek dan sensitivitas terhadap pilihan tingkat diskonto

3. Profitability index atau benefit/cost ratio adalah rasio nilai sekarang dari free cash flow terhadap pengeluaran awalnya.
Kriteria : PI ≥ 1 à Terima
PI < 1 à Tolak
Antara NPV dan PI akan selalu menghasilkan keputusan terima dan tolak yang sama walaupun tidak dalam urutan yang sama.
Keuntungan dan Kerugian sama dengan NPV

4. Internal rate of return, tingkat pengembalian yang menyeimbangkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dengan peneluaran awal proyek.
Kriteria : IRR ≥ Required rate of Retun à Terima
IRR < Required rate of Retun à Tolak
Jika IRR = Required rate of Retun, maka proyek tersebut diterima karena perusahaan mendapatkan Required rate of Retun seperti yang disyaratkan pemegang saham. IRR juga akan menghasilkan keputusan terima tolak yang sama dengan NPV dan PI

Keuntungan dan Kerugian sama dengan NPV dan PI
Kerugian tambahan : sulit dihitung jika tidak menggunakan kalkulator keuangan, Asumsi tingkat reinvestasi à NPV mengasumsikan bahwa arus kas yang diterima akan diinvestasikan kembali dengan required rate of return sedangkan reinvestment rate IRR menggunakan tingkat IRR.
NPV lebih baik karena arus kasnya :

  • ü dikembalikan ke pemegang saham yang menghendaki required rate of return
  • ü diinvestasikan kembali dimana investor luar juga menuntut required rate of return


5. IRR yang telah dimodifikasi : tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas proyek dengan njilai sekarang nilai akhir proyek (MIRR). Dengan kelemahan tersebut muncullah MIRR yang menggunakan asumsi bahwa semua arus kas masuk sepoanjang usi proyek akan diinvestasikan kembali pada required rate of return samapi usia nproyek yang disebut Terminal Value (nilai akhir proyek). MIRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas keluar (Initial Outlay dengan Terminal Value proyek.

Keunggulan : Menggunakan arus kaS BEBAS, memperhitungkan nilai waktu uang, konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham,
kelemahan : membutuhkan perkiraan jangka panjang terinci dari arus kas bebas proyek


Aliran Kas
Di dalam melakuan analisa capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Dimulai dari investasi awal hingga proyek itu berjalan. Pada tahap awal kas perusahaan masih negatif karena perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut, setelah proyek tersebut selesai dan arus kas akan menjadi positif akibatnya adanya penghasilan yang dihasilkan dari investasi tersebut.

Masalah Dalam Menghitung Aliran Kas
Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada sebelum melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas tambahan (incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.

Empat (4) hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan yaitu (Ross, 2008) :
1. Sunk Cost Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh oleh keputusan menerima atau menolak suatu proyek.
2. Opportunity Cost Biaya yang timbul karena perusahaan kehilangan kesempatan menerima suatu pendapatan karena aset perusahaan digunakan pada proyek yang lain.
3. Side Effect Dapat diklasifikan sebagai erosion atau synergy. Erosion terjadi ketika produk baru menurukan cash flow sedangkan synergy terjadi sebaliknya
4. Allocated Cost Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada proyek.

Arus kas dalam suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu:
a. Initial investment (Investasi awal) : Semua pengeluaran yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut.
b. Free Cash Flow Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebut berlangsung. Yang diperhitungkan disini adalah selisih arus kas masuk dan keluar (pendapatan dan biaya) setelah dikurangi pajak dan tidak memperhitungkan bunga dan depresiasi.
c. Terminal Value Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode, investasi tersebut dijual. Nilai ini adalah nilai bersih dari penjualan tersebut

Metode Analisis Penganggaran Modal dan Penerapannya
1. Payback periode
Jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah modal yang ditanam, semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti semakin kecil resiko yang harus diambil/ dihadapi (Periode waktu yang menunjukkan berapa lama dana yang diinvestasikan akan bisa kembali)

Kebaikan : sangat mudah diterapkan
Kelemahan :
a. tidak memperhatikan time of money value
b. tidak memperhatikan cash in flow setelah masa payback sehingga tidak bisa digunakan sebagai alat ukur.

Rumus:
jumlah investasi * 1 tahun
Proceed
jika payback periode > umur ekonomis, investasi ditolak
jika payback periode < umur ekonomis, investasi diterimaditerima

2. Net Present Value (NPV)
Metode penilaian investasi yg menggunakan discounted cash flow. (mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas yg terjadi sekarang dengan arus kas keluar yang akan diterima pada masa yang akan datang).

Kebaikan :
a. memperhitungkan time value of money
b. memperhitungkan seluruh cash flow selama usia investasi
Kelemahan :
dalam membandingkan dua investasi yang sama modalnya, nilai tunai netto tidak dapat digunakan sebagai pedoman.
Rumus :
NPV = PVNCF – PVNOL

Langkah – langkah :
a. Tentukan discount rate yang digunakan berdasarkan biaya modal atau Required Rate Of Return.
b. Menghitung present value dari net cash flow.
c. Menghitung present value dar net outlay.
d. Menghitung present value dengan mengurangkan PVNCF dengan PVNOL.
e. Kriteria :
Jika NPV (+), investasi diterima.
Jika NPV (-), investasi ditolak.

3. Internal Rates Of Return (IRR)
Tingkat pengembalian yang dihasilkan atas suatu investasi atau discount rate yang menunjukkan present value cash flow = present value outlay. IRR yang didapat dibandingkan dengan biaya modal yang ditanggung peruusahaan.

IRR =
I2 + NPV2 x (i2 – i1)
NPV1 - NPV2

Di mana :
I1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)
I2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)
NPV1 = net present value 1
NPV2 = net present value 2
Jika IRR > I, investasi diterima
Jika IRR < I, Investasi ditolak

4. Profitability Index
Membagi nilai antara sekarang arus kas masuk yang akan datang diterima diwaktu yang akan datang dengan arus kas keluar.

Rumus :
PV. Proceed
PV.outlay

Jika PI > 1, investasi diterima
Jika PI < 1, investasi ditolak

Perbandingan Antara Metode NPV dan IRR
Secara matematis, metode NPV, IRR, dan PI selalu memberikan rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak proyek-proyek yang independent (bukan mutually exclusive). Dua proyek disebut independent jika keputusan terima / tolak proyek satu tidak mempengaruhi keputusan terima/tolak proyek lainnya.
JIka suatu proyek memiliki NPV = 0, maka IRR = biaya modal dan PI = 1. Oleh karena itu, jika NPV IRR biaya modal dan PI 1.

Contoh :
Tahun Perkiraan Arus kas Proyek “X”
0 (1.000.000,-)
1 500.000,-
2 400.000,-
3 300.000,-
4 100.000,-
Biaya modal proyek adalah 10 %
NPV proyek = 79.820
IRR proyek = 14,5 %
PI proyek = 1,079

Menurut ke 3 metode tersebut, proyek harus diterima karena : NPV positif, IRR lebih besar dari biaya modal proyek dan PI lebih besar dari 1.

Penilaian Investasi dengan Umur (Usia) Ekonomis Berbeda

Untuk memilih usulan investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat dilakukan dengan dua pendekatan: Chain method atau Replacement method dan Equivalent annual cost.

Langkah-langkah chain method:
1. Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua umur usulan investasi.
2. Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi

Langkah-langkah equivalent annual cost :
1. Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate tertentu.
2. Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk menghitung present value investasi yang bersangkutan.
3. Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan (poin 2).
4. Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan usulan yang dipilih.

Pengaruh Inflasi pada Capital Budgeting
Apabila laju inflasi cukup signifikan, maka perlu diperimbangkan dalam keputusan capital budgeting.
Ada dua komponen yang terpengaruh oleh inflasi, yaitu aliran kas masuk dan tingkat penghasilan (rate of return) atau cost of capital yang diinginkan. Oleh karena itu kedua komponen tersebut perlu disesuaikan.

Pedoman penyesuaiannya adalah sbb:
1. Kalikan indeks harga dengan aliran kas yang diukur berdasarkan nilai rupiah riil untuk mendapatkan arus kas dengan nilai nominal.
2. Hitung tingkat penghasilan nominal :
(1 + tingkat inflasi ) ( 1 + tingkat penghasilan ) – 1
Biaya modal dan pengaruh inflasi

Dalam akhir artikel mereka, Bailey dan Jensen menyatakan, “Hal ini telah diargumentasikan bahwa tingkat suku bunga pasar menambah pengaruh tingkat harga dan bahwa tingkat akan menjadi unik (menekankan mereka). Tapi ini jauh dari jelas bahwa masih ada teknik yang menyediakan pengukuran unik dari tingkat tersebut. Dalam beberapa kasus, malakah ini tidak mensyaratkan resolusi atas isu-isu ini. Hal ini hanya menyatakan bahwa keberadaan perubahan tingkat harga umum mempengaruhi evaluasi proposal investasi.” [1, h al. 30-31].
Pernyataan ini sendiri tidak biasa, karena argumen mengenai tingkat suku bunga nominal dan oleh sebab itu biaya modal nominal mengandung ketentuan inflasi premium Fisher Effect dan secara umum diterima. Sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Van Horne, arus kas nominal harus diperlakukan dengan biaya modal nominal atau bias lain yang diperkenalkan dalam prosedur. Ketika tingkat diskon adalah determinan umum dari keputusan investasi, ini menghubungkan inflasi lebih dari sekedar melalui suku bunga dalam menentukan keseluruhan pengaruh inflasi terhadap belanja modal.
Hubungan spesifik antara inflasi dan biaya modal masih dalam proses yang ditetapkan secara tegas dan dalam ketiadaan model penuh untuk menjelaskan hubungan ini, maka dalam bagian makalah ini akan memfokuskan pada hubungan antara perubahan inflasi dan perubahan yang berikutnya dalam tingkat suku bunga. Secara khusus kita akan menyepakati perbedaan antara tingkat suku bunga riil dan nominal, hubungan antara inflasi dan pergerakan tingkat suku bunga serta hubungan antara tingkat suku bunga dan biaya modal.
Dalam dunia non inflasioner, dana pinjaman dengan tingkat suku bunga pengembalian pada tingkat yang setara untuk tingkat suku bunga ditetapkan dan nominal. Jika inflasi diperkenalkan dalam sistem, pengembalian sebagaimana yang ditetapkan secara nomminal akan berbeda dari pengembalian riil, ketika arus kas masa yang akan datang memiliki daya beli lebih rendah. Ini bisa diperdebatkan apakah tingkat suku bunga akan naik dengan cepat atau tidak dalam jumlah tertentu dari penggantian kerugian inflasi, dan argumen pada setiap sisi telah disimpulkan oleh Bernstein [2], tapi apakah ini jelas bahwa pengenalan inflasi menempatkan tekanan ke atas pada tingkat suku bunga. Alasan ini adalah bahwa (1) peminjam akan meningkatkan permintaan mereka atas dana selama inflasi untuk memberikan biaya transaksi yang lebih tinggi dan untuk memindahkan dari aktiva finansial menjadi aktiva non finansial sebagai penghambat terhadap inflasi, dan (2) kebijakan pihak berwenang akan bergerak untuk mengurangi tingkat pertumbuhan pasokan dana ketika inflasi melawan alat kebijakan.

Perbedaan antara tingkat nominal dan tingkat riil dinamakan dengan ‘inflasi premium’ dan banyak teks saat ini menyatakan premium sebagai tambahan terhadap tingkat suku bunga riil [9, hal 76-77] seperti contoh berikut :

Persamaan 1
i = k + p
Dimana
i= tingkat suku bunga yang ditetapkan atau tingkat nominal
k= tingkat suku bunga riil
p= tingkat inflasi
Hubungan aktual adalah perkalian dan bukan penambahan. Hal dapat ditunjukkan jika kita mengambil arus kas dan inflasi pada periode ‘t’ yang sama di masa yang akan datang :

Persamaan 2
C* = C(1 + p)t
Dimana :
C* = arus kas nominal atau terinflasi
t= periode waktu relatif pada tahun dasar
dan kemudian hitung C* nilai saat ini dengan menggunakan tingkat suku bunga nominal dari persamaan (1), kami telah menyusunnya menjadi :

Persamaan 3
PV = C*/(1 + p)t
Kita dapat menyempurnakan pengaruh yang sama dengan mendeflasi C* melalui indeks harga dan kemudian potong dengan menggunakan tingkat suku bunga riil : sehingga menjadi :

Persamaan 4
PV = (C*/(1 + p)t/(1 + k)t
Ketika persamaan (3) dan (4) diselesaikan dengan hasil sama, mereka dapat ditetapkan setara satu sama lain, sehingga :

Persamaan 5
C*/(1 + p)tC*
(1 + k) (1+ i)t
Sehingga menghasilkan :

Persamaan 6
(1 + p)t(1 + k)t=(1 + i)t

Demikian hubungan perkaliant ersebut. Rumus penambahan adalah perkiraan pertama yang masuk akal, tapi tidak harhus digunakan dalam kasus anggaran modal yang sesungguhnya karena hal ini akan menimbulkan bias ke atas.
Hubungan antara tingkat suku bunga dan inflasi dalam dunia nyata adalah lebih sulit untuk dijelaskan dibandingkan dengan hubungan teoritis seperti yang dijelaskan diatas. Pengalaman menunjukan bahwa penurunan beberapa seri tingkat suku bunga selama beberapa saat dengan beberapa indeks harga populer tidak memberikan hasil tingkat suku bunga riil yang relatif konstan. Bagaimanapun juga, hal ini seharusnya diterjemahkan sebagaimana yang dikatakan pada kita bahwa tingkat suku bunga saat ini disesuaikan secara memadai untuk tingkat inflasi aktual, tapi hanya akan mengandung beberapa tingkat inflasi yang diharapkan. Lebih jauh lagi, kemampuan peramalan secara akurat atas tingkat inflasi sangat jarang.
Sebagaimana dapat kita lihat dari tabel 1, seseorang dapat berharap untuk menghitung tingkat suku bunga riil pada basis ex post dengan mengurangi tingkat suku bunga nominal dengan indeks harga. Bagaimanapun juga, hal ini tidak berarti bahwa seseorang tidak dapat menggunakan tingkat suku bunga saat ini sebagai ex ante ukuran tingkat riil ditambah tingkat inflasi yang diharapkan. Analisis ex post akan gagal karena tingkat inflasi saat ini tidak diperlukan tingkat masa depan yang diharapkan dan karena kebijakan moneter bisa mengubah tingkat suku bunga dengan baik untuk periode waktu pendek.
Teori ekonomi yang diterima secara umum mendukung kesimpulan bahwa tingkat suku bunga seharusnya bergerak dalam arah yang sama seperti tingkat inflasi yang diharapkan. Suatu pendekatan teori kuantitas murni akan berargumen untuk pergerakan yang hampir-hampir tepat.

Dalam teori dana yang bisa dipinjam, permintaan uang seharusnya meningkat karena:
(1) permintaan transaksi meningkat dan
(2) permintaan tindakan pencegahan meningkat sementara pasokan dana yang bisa dipinjamkan akan turun ketika unit belanja surplus dikurangi keseimbangan yang berlebihan.

Kedua tindakan ini akan memaksa naiknya biaya uang.
Dalam teori preferensi likuiditas, permintaan untuk dana akan meningkat demi alasan diatas, dan untuk alasan dimana investor akan berharap suatu kegagalan dalam harga obligasi sebagai akibat dari inflasi dan cendering akan menginginkan untuk mempertahankan keseimbangan uang. Kemuian tori akan memprediksi naiknya tingkat suku bunga ketika harapan inflasi yang lebih tinggi terjadi. Pada beberapa jenis pendekatan teori harapan, tingkat suku bunga seharusnya naik dengan naiknya tingkat inflasi yang diharapkan.

Bukti empiris dengan memperhatikan apakah ada atau tidaknya tingkat suku bunga yang mencerminkan harapan secara sempurna inflasi adalah kuat tapi juga kontroversial. Fama mendemonstrasikan bahwa tingkat syarat jangka pendek secara akurat mencerminkan harapan tingkat inflasi di masa yang akan datang [7], tapi metodologi dan kesimpulannya telah diperdebatkan dengan beberapa bantahan [5,8,13]. Cagan dan Goldofi telah mencapai hasil yang sama untuk tingkat jangka panjang [4]. Walaupun mereka berargumentasi bahwa hasilnya mungkin tidak dapat dipakai pada tingkat syarat jangka pendek.
Akhirnya, pertanyaan muncul karena pergerakan biaya modal ketika terjadi inflasi. Kami telah menunjukkan bahwa masuk akal untuk mengharapkan bahwa tingkat suku bunga akan naik ketika ada harapan inflasi yang lebih tinggi, tapi nampaknya ada sedikit bukti atas pengukuran biaya modal dalam harapan inflasioner. Ini bisa dipahami, memberikan kesulitan dalam pengukuran biaya modal dalam arti statis.

Asumsi kami dalam analisis berikut adalah bahwa biaya modal pada basis ex ante naik dengan proporsi sama seperti tingkat inflasi yang diharapkan; yaitu, mekanisme sama yang menyebabkan tingkat suku bunga naik selama inflasi juga akan menyebabkan biaya modal naik. Lebih jauh lagi, mereka yang menyediakan modal ekuitas kemungkinan besar untuk berperilaku sama seperti mereka yang menyediakan modal hutang.
Fenomena jangka pendek bisa mencegah biaya modal dari perilaku yang sama tepat dalam model ini. Satu tindakan bisnis untuk mengganti struktur modal, bergerak ke arah jumlah yang lebih besar dari hutang dan menurunlan biaya modal setelah pajak. Bagaimanapun juga, koreksi ini bukan jangka panjang dan dalam kasus meningkatnya biaya hutang seharusnya memiliki sedikit pengaruh pada pergerakan secara keseluruhan atas biaya modal dari kenaikan secara proporsional dengan inflasi yang diharapkan, tapi hal ini seharusnya tidak terlalu mencegah untuk asumsi jangka panjang dimana biaya modal naik ketika tingkat inflasi yang diharapkan naik.

Analisis Risiko Investasi

Bagian ini menganalisis sejauh mana risiko suatu usulan investasi. Ada 3 metode yaitu:
1. Analisi Sensivitas
2. Analisis Skenario
3. Analisis simulasi


Senin, 23 Oktober 2017

Bab 6 Analisa Penganggaran Modal



Penganggaran Modal

Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).

Penganggaran modal meliputi seluruh periode investasi yang mencakup pengeluaran-pengeluaran (cost) dan manfaat (benefit) yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk diadakan penilaian dan membandingkannya dengan alternatif investasi lainnya.

Penganggaran modal dalam prakteknya dimaksudkan untuk mengadakan analisis investasi dari beberapa alternatif investasi yang tersedia, untuk kemudian menetapkan atau memilih investasi yang paling menguntungkan. Ketidaktepatan dalam menetapkan pilihan investasi akan menimbulkan kerugian-kerugian baik kerugian ril ataupun kerugian karena kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat yang lebih menguntungkan (opportunity cost) yang sebenarnya dapat diwujudkan. Analisis investasi akan menyeleksi kesempatan-kesempatan yang ada, sehingga dapat dipilih investasi yang memberikan manfaat terbesar dari setiap rupiah dana yang diinvestasikan.


Tahap-tahap Penganggaran Modal
  1. Biaya proyek harus ditentukan.
  2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva
  3. Resiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas)
  4. Dengan mengetahui resiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
  5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
  6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya,


Manfaat Penganggaran Modal
  1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
  2. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment
  3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
  4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.

Pendekatan Terhadap Keputusan Capital Budgeting

Ada dua pendekatan utama dalam pengambilan keputusan capital budgeting.Pendeketan-pendekatan tersebut dipengaruhi oleh keadaan keuangan perusahaan.
  • Accept-reject Approach
Meliputi pengevaluasian proposal capital expenditure untuk menentukan apakah proposal-proposal tersebut dapat diterima atau tidak. Pendekatan ini cukup sederhana karena hanya membandingkan criteria yang dimiliki oleh masing-masing proposal dengan criteria minimum yang sudah ditetapkan sebelumnya.Pendekatan ini akan sangat sesuai untuk perusahaan-perusahaan yang mempinyai dana yang tidak terbatas.

  • Ranking Approach
Meranking proyek-proyek berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya, misalnya proyek-proyek akan diranking berdasarkan rate of returnny amasing-masing. Proyek dengan rate of return tertinggi akan diranking nomor 1 dan yang rate of returnnya terendah akan ditetapkan di urutan terakhir.



Menaksir Aliran Kas

Di dalam melakuan analisa capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Dimulai dari investasi awal hingga proyek itu berjalan. Pada tahap awal kas perusahaan masih negatif karena perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut, setelah proyek tersebut selesai dan arus kas akan menjadi positif akibatnya adanya penghasilan yang dihasilkan dari investasi tersebut.

Masalah Dalam Menghitung Aliran Kas

Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada sebelum melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas tambahan (incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.

Empat (4) hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan yaitu (Ross, 2008) :

1.Sunk Cost Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh oleh keputusan menerima atau menolak suatu proyek.

2.Opportunity Cost Biaya yang timbul karena perusahaan kehilangan kesempatan menerima suatu pendapatan karena aset perusahaan digunakan pada proyek yang lain.

3.Side Effect Dapat diklasifikan sebagai erosion atau synergy. Erosion terjadi ketika produk baru menurukan cash flow sedangkan synergy terjadi sebaliknya

4.Allocated Cost Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada proyek.




Arus kas dalam suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu:

a.Initial investment (Investasi awal) : Semua pengeluaran yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut.
b.Free Cash Flow Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebut berlangsung. Yang diperhitungkan disini adalah selisih arus kas masuk dan keluar (pendapatan dan biaya) setelah dikurangi pajak dan tidak memperhitungkan bunga dan depresiasi.
c.Terminal Value Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode, investasi tersebut dijual. Nilai ini adalah nilai bersih dari penjualan tersebut.


Beberapa pertimbangan dalam menaksir aliran kas.
Dalam analisis keputusam investasi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan:

  1. Menaksir aliran kas dari investasi tersebut
  2. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
  3. Mengevaluasi investasi tersebut dengan kriteria investasi seperti payback period, NPV, dan IRR.
  4. Mengambil keputusan, apakah investasi diterima atau tidak.

Dalam menaksir aliran kas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan:
  1. Aliran kas versus keuntungan akuntansi
  2. Incremental cash flow, sunk cost, biaya kesempatan (opportunity cost) dan kanibalisasi pasar.
  3. Fokus pada aliran kas karena keputusan investasi, bukan karena keputusan pendanaan.

Jenis-jenis aliran kas berdasarkan dimensi waktu
Berdasarkan dimensi waktu, aliran kas bisa digolongkan ke dalam tiga jenis:
  1. Aliran kas awal (initial cash flow)
  2. Aliran kas operasional (operational cash flow)
  3. Aliran kas terminal (terminal cash flow)




Kriteria Penilaian Investasi


Ada beberapa kriteria yang bisa dipakai untuk mengevalusi rencana investasi.

  1. Payback Period
  2. Discounted Payback Period
  3. Accounting Rate of Return
  4. Net Present Value
  5. Internal Rate of Return
  6. Profitability Index



1.Metode Payback periode
Payback periode adalah suatu periodeyang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran suatu investasi dengan menggunakan aliran kas neto(proceeds)yang diperoleh.
Payback period ingin melihat seberapa lama investasi bisa kembali. Semakin pendek jangka waktu kembalinya investasi, semakin baik suatu investasi.

Kebaikan : sangat mudah diterapkan
Kelemahan : tidak memperhitungkan nilai waktu uang dan tidak memperhitungkan aliran kas sesudah periode payback.

Rumus:
jumlah investasi * 1 tahun

Proceed

• jika payback periode > umur ekonomis, investasi ditolak
• jika payback periode < umur ekonomis, investasi diterima

Contoh Soal:

Proyek pengadaan armada taxi baru membutuhkan nilai investasi sebesar Rp. 300.000.000,-. Aliran kas masuk atau proceeds diperkirakan berturut-turut Rp.70.000.000,- selama 8 tahun, maka besarnya payback periode adalah.?

Payback periode = jumlah investasi * 1 tahun

Proceed


Payback periode =

300.000.000 × 1 tahun

70.000.000

=

= 4,285 Tahun

Namun apabila proceeds yang diterima tidak sama tiap tahunnya, maka penyelesaiannya adalah sbb:

Misal proceeds tiap tahun selama 8 tahun adalah

Tahun 1 Rp.50.000.000

Tahun 2 Rp.60.000.000

Tahun 3 Rp.70.000.000

Tahun 4 Rp.60.000.000

Tahun 5 Rp.40.000.000

Tahun 6 Rp.50.000.000

Tahun 7 Rp.40.000.000

Tahun 8 Rp.30.000.000


Maka perhitungan payback periode adalah sbb

Outlays(investasi): Rp. 300.000.000

Proceeds tahun ke-1: Rp. 50.000.000

Proceeds tahun ke-2: Rp. 60.000.000

Proceeds tahun ke-3: Rp. 70.000.000

Proceeds tahun ke-4: Rp. 60.000.000

Proceeds tahun ke-5: Rp. 40.000.000

= Rp.20.000.000

PBP= 5 tahun + (20.000.000/40.000.000) x 1 Tahun

= 5 tahun 6 bulan


2.Discounted Payback Period
Metode ini berusaha menghilangkan kelemahan payback period yang tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Dengan metode ini, aliran kas di present-value-kan sebelum dihitung payback period-nya.

Metode discounted payback period tidak bisa menghilang kelemahan yang kedua, yaitu tidak memperhitungkan aliran kas diluar payback period.


3.Accounting Rate of Return (ARR)
Metode ARR menggunakan keuntungan sesudah pajak, dibagi dengan rata-rata nilai buku investasi selama usia investasi.
Mendasarkan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku/ reported acc. Income. Metode ini menilai suatu dengan memperhatikan rasio antara rata - rata dengan jumlah modal yang ditanam (initial invesment) dengan ratio antara laba bersih dengan rata – rata modal yang ditanam.

Rumus :
ARR = Jumlah EAT x 100%

Investasi

Jika ARR > 100%, investasi di terima
Jika ARR < 100%, investasi ditolak.


Kebaikan :terletak pada kesederhanaannya yang mudah dimengerti karena menggunakan data akuntansi yang tersedia.
Kelemahan :
1.Tidak memperhatikan time of money value
2.ARR menggunakan input yang salah,yaitu laba akuntansi, bukannya aliran kas. Input yang salah akan menghasilkan output yang salah juga.


4.Net Present Value (NPV)
NPV adalah present value aliran kas masuk dikurangi dengan present value aliran kas keluar

Metode penilaian investasi yg menggunakan discounted cash flow. (mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas yg terjadi sekarang dengan arus kas keluar yang akan diterima pada masa yang akan datang).

a.Rumus : NPV = PVNCF – PVNOL

Langkah – langkah :

a.Tentukan discount rate yang digunakan berdasarkan biaya modal atau Required Rate Of Return.
b.Menghitung present value dari net cash flow.
c.Menghitung present value dar net outlay.
d.Menghitung present value dengan mengurangkan PVNCF dengan PVNOL.

Kriteria :
Jika NPV (+) / >0, investasi diterima.
Jika NPV (-) / <0 , investasi ditolak.

I0= Nilai investasi
At= aliran kas neto pada periode t
R=discount Rate
T= jangka waktu

Kebaikan :
Memperhitungkan time value of money dan Memperhitungkan seluruh cash flow selama usia investasi

Kelemahan :
Dalam membandingkan dua investasi yang sama modalnya, nilai tunai netto tidak dapat digunakan sebagai pedoman.


5.Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat diskonto (discount rate) yang menyamakan present value aliran kas masuk dengan present value aliran kas keluar.

IRR = I2 + NPV2 x (i2 – i1)

NPV1 - NPV2

Di mana :
I1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)
I2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)
NPV1 = net present value 1
NPV2 = net present value 2


Tingkat pengembalian yang dihasilkan atas suatu investasi atau discount rate yang menunjukkan present value cash flow = present value outlay
IRR yang didapat dibandingkan dengan biaya modal yang ditanggung peruusahaan.

Rumus ;
Dimana :
rk = tingkat bunga yang kecil
rb = tingkat bunga yang besar
NPV rk = net present value pada tingkat bunga yang kecil
TPVrk= present value of proceeds pada tingkat bunga yang kecil
TPVrb= present value of proceeds pada tingkat bunga yang besar

* Jika IRR > tingkat bunga yang digunakan, investasi diterima
* Jika IRR < tingkat bunga yang digunakan, Investasi ditolak.

6.Profitability Index (PI)
PI adalah present value aliran kas masuk dibagi dengan present value aliran kas keluar.


Rumus :

Profitability Index = PV. Proceed / PV.outlay

Profitability Index =

Jika PI > 1, investasi/ proyek diterima
Jika PI=1, investasi / proyek tidak masalah apakah proyek diterima atau tidak
Jika PI < 1, Investasi / proyek ditolak.

Contoh soal:
Nilai kas masuk pada proyek X 14.739 sedangkan nilai kas keluarnya adalah 10.000, maka PI untuk proyek X adalah
14.739 / 10.000 = 1,4739 ( maka proyek diterima ).



Minggu, 15 Oktober 2017

Bab 5 Penilaian Surat Berharga

Pengertian Surat Berharga

Surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derifatifnya atau suatu kewajiban dari penerbit yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang.
Menurut Wirjono Prodjodikoro, istilah surat-surat berharga itu terpakai untuk surat-surat yang bersifat seperti uang tunai, jadi yang dapat dipakai untuk melakukan pembayaran. Ini berarti bahwa surat-surat itu dapat diperdagangkan, agar sewaktu-waktu dapat ditukarkan dengan uang tunai atau negotiable instruments. (Wirjono Prodjodikoro, 1992 : 34)
Harga (nilai) surat berharga pada dasarnya adalah present value dari aliran kas di masa mendatang yang cukup jelas,sedangkan beberapa jenis yang lain mempunyai skedul pemberian aliran kas yang tidak cukup jelas. Meskipun demikian basis penilaian yang dipakai tetap sama,yaitu present value aliran kas di masa mendatang.

Macam – macam Surat Berharga :
  • Saham
  • Obligasi
  • SUN
  • Wesel
  • Surat sekuritas, dan lain – lain.

Penilaian Saham

Saham merupakan bukti kepemilikan. Seseorang yang mempunyai saham suatu perusahaan berarti dia memiliki perusahaan tersebut. Pemegang saham berhak atas dividen, jika dividen tersebut dibayarkan. Sama seperti pada penilaian obligasi, penilaian saham juga didasarkan atas present value aliran kas yang akan diterima oleh pemegang saham di masa mendatang. Karena pemegang saham akan menerima dividen dan capital gain (loss), maka aliran kas yang relevan untuk pemegang saham adalah dividen dan capital gain (loss) adalah selisih antara harga jual dengan harga beli.
1. Nilai Buku : Nilai saham yang didasarkan pembukuan
perusahaan emiten
2. Nilai Pasar : Harga dari saham di pasar pada saat tertentu yang ditentukan pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham dipasar bursa.
3. Nilai intrinsik : Nilai seharusnya dari suatu saham.
Dalam penilaian saham terbagi menjadi 2 yaitu:
Penilaian saham yang dipegang satu periode
Penilaian saham yang dipegang selamanya

Ada beberapa variasi dalam model penilaian dividen (dividen valuation model) :
1. Model dividen konstan
2. Model dividen tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang konstan
3. Model dividen dwngan tingkat pertumbuhan yang berbeda (tidak konstan)

Keuntungan Investasi Saham
1. Deviden
2. Capital Gain
3. Kemungkinan dapat saham Bonus

Kerugian Investasi Saham
1. Tidak mendapat deviden
2. Capital Loss
3. Perusahaan Bnagkrut dan Diliquidasi
4. Saham di Delist dari bursa

Penilaian Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau negara. Jangka waktu jatuh tempo obligasi macam macam, ada yang relatif pendek seperti satu tahun, dan ada yang jangka panjang, yaitu 30 tahun.
Obligasi sebagai instrument investasi jangka panjang mempunyai karakteristik penilaian yang spesifik dan berbeda dengan instrumen investasi lainnya seperti saham. Konsep penilaian obligasi yang bentuk pendapatannya dikenal dengan istilah yield . Pada dasarnya dikembangkan atas dasar intrinsik dari nilai tersebut. Selain itu, besaran aliran dana yang dihasilkan dari kupon (suku bunga) obligasi tersebut merupakan faktor penting dalam penilaian sebuah obligasi.

Beberapa istilah yang berkaitan dengan obligasi:

  • Nilai nominal: adalah harga yang tercantum pada surat obligasi. Nilai tersebut mencerminkan harga yang akan dibayarkan oleh penerbit obligasi pada saat jatuh tempo.
  • Kupon tingkat bunga: adalah tingkat bunga (dalam presentase berdasarkan nilai nominal) yang akan dibayarkan oleh pihak penerbit obligasi.
  • Jatuh tempo: jangka waktu (usia) atau jatuh tempo suatu obligasi biasanya ditetapkan dalam satuan tahun.



Penilaian obligasi berdasarkan aliran kas
Nilai suatu obligasi bisa dihitung sebagai present value dari aliran kas yang akan diterima di masa mendatang oleh pemegang obligasi.

Yield To Maturity (YTM), Yield To Call (YTC) dan Yield.
YTM adalah tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang obligasi, jika obligasi tersebut dipegang sampai jatuh tempo (mature).

Obligasi dengan Tingkat Bunga Setiap Semester

Beberapa atau kebanyakan obligasi membayar bunga tidak setiap tahun,tetapi beberapa kali setiap tahun. Biasanya obligasi membayar bunga setiap semester (setengah tahun).

Risiko Tingkat Bunga

Tingkat bunga bisa berubah ubah tergantung banyak faktor. Sebagai contoh, jika inflasi meningkat, maka tingkat bunga juga cenderung akan meningkat.


konsep penilaian obligasi diantaranya meliputi:
1. Jumlah dan waktu dari arus kas yang akan diterima investor
2. Tanggal jatuh tempo obligasi
3. Tingkat pengembalian yang diinginkan investor

Keuntungan Investasi Obligasi
1. Dividen (cenderung tetap)
2. Capital Gain

Kerugian Investasi Obligasi
1. Capital Loss
2. Cut Loss
3. Perusahaan tidak mampu membayar hutang

Saham Preferen

Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara karakteristik saham dengan obligasi. Saham preferen membayarkan dividen (mirip seperti saham), tetapi dividen tersebut dibayar tetap berdasarkan presentase tertentu dari nilai nominal saham preferen.
Sebagai contoh, jika saham preferen mempunyai dividen sebesar 10%, dengan nilai nominal Rp.1.000,00, maka dividen untuk pemegang saham preferen adalah Rp100,00 per lembar. Karakteristik samacam itu mempunyai kemiripan dengan obligasi. Tetapi ada perbedaan lain. Karena dividen yang dibayarkan, perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayarkan dividen tersebut. Jika perusahaan gagal membayarkan dividen, maka perusahaan tidak bisa dibangkrutkan. Hal semacam itu berbeda dengan obligasi. Pada obligasi, jika perusahaan tidak bisa membayar bunga, maka perusahaan dibangkrutkan. Meskipun demikian, dividen saham preferen biasanya harus dibayarkan jika perusahaan membayarkan dividen untuk pemegang saham biasa.

Penilaian Suatu Perusahaan

Pembicaraan sebelumnya memfokuskan konsep penilaian untuk surat berharga. Meskipun demikian, konsep penilaian juga bisa dilakukan, dan sering dilakukan, untuk menilai aset lainnya. Sebagai contoh, jika manajer keuangan ingin mengakuisisi (membeli) perusahaan lain, maka dia harus mengajukan harga penawaran. Untuk mengajukan harga penawaran tersebut, akan lebih baik jika ia mengetahui harga atau nilai yang pantas (seharusnya) untuk perusahaan tersebut.
Konsep penilaian seperti yang telah dibicarakan sebelumnya bisa dipakai untuk menghitung nilai yang pantas tersebut. Sama seperti sebelumnya, pada dasarnya kita ingin menghitung present value dari aliran kas yang akan dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Misalkan kita ingin menilai harga suatu perusahan. Yang kita perlukan adala mem-forecast (meramal) aliran kas yang akan diterima oleh investor (pemegang saham dan pemegang utang) untuk waktu tidak terhingga.
Ada dua hal yang harus diperhatikan:
  1. Fokus kita adalah aliran kas, bukannya laba/rugi akuntansi
  2. Kita memfokuskan pada aliran kas total yang akan diterima oleh semua investor (pemegang saham dan pemegang utang). 




Questions

  1. Apa yang dilakukan orang awam jika ingin mencoba berinvestasi saham ? Orang yang belum pernah berinvestasi saham dapat mencari info mengenai peluang investasi saham atau menyewa konsultan untuk dapat mengetahui peluang pasar saham, bagaimana resikonya dan segala sesuatunya sebelum berinvestasi saham .
  2. Bagaimana cara menilai perusahaan untuk kita menanam baik ?Kita bisa lihat bagaimana reputasi perusahaan tersebut selama ini, kita juga dapat melihat bagaiman alaporan keuangannya sehingga kita bisa melihat bagaimana kondisi perusahaan tersebut, antara lain :• ROE yang tinggi • Rasio utang rendah (Low DER) • Operating Profit Margin tinggi • Operating cashflow sehat • Manajemen yang baik
  3. Mana yang lebih baik untuk dipilih, saham atau obligasi ? Semua itu tergantung pada bagaimana kondisi tempat kita berinvestasi dan bagaimana kemampuan kita dalam melihat peluang diantara dua jenis investasi tersebut. Darisegi pengelolaan resiko obligasi akan lebih aman dibanding saham.


Minggu, 08 Oktober 2017

Bab 4 Nilai Waktu Uang

Nilai Waktu Uang

Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan, atau nilai waktu dari uang, di dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu memegang peranan penting. Sebuah contoh seperti kenaikan pangan yang dikeluhkan oleh masyarakat, di mana masyarakat mengambil kesimpulan sendiri atas kenaikan pangan. Ada yang mengatakan kenaikan dikarenakan pasokan barang mulai langka, dan lain-lain.

Konsep Nilai Waktu Uang

Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu jumlah uang tertentu yang di terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor).


Istilah yang digunakan :

Pv = Present Value (Nilai Sekarang)

SI = Simple interest dalam rupiah

Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)

An = Anuity

I = BunUang
i = interest / suku bunga)

n = tahun ke-

P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktuwaktu.

Konsep nilai waktu uang (time value of money concept) merupakan konsep yang dipahami sebagian besar orang di dunia. Teorinya: uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dibandingkan jumlah yang sama dimasa depan.

Sebagai contoh: 
uang sejumlah Rp 6.000,00 sekarang dapat membeli satu liter beras kualitas sedang. Namun, uang sejumlah tersebut diatas tidak dapat membeli satu liter beras pada tahun depan, mungkin 0,9 liter. Disini terlihat bahwa secara kualitas, nilai uang tergerus seiring dengan jalannya waktu. Tergerusnya nilai uang tersebut disebut sebagai inflasi.

Inflasi muncul melalui banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti kabar yang baik (pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak orang menerima penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar. Selaras dengan hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat (karena orang-orang menerima penghasilan) maka harga-harga biasanya ikut naik. Kenaikan harga tersebut sudah kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka jelas inflasi (sekali lagi pada batas tertentu) merupakan salah satu indikator menurunnya pengangguran.

Pemahaman konsep nilai waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih. Suatu jumlah uang tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika dinilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga tertentu (discount factor). Suatu jumlah uang tertentu saat ini dinilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus digandakan dengan tingkat bunga tertentu (Compound factor)


Konsep Nilai Waktu Dari Uang

1. Future Value (Nilai yang akan datang)


future value adalah nilai uang diwaktu akan datang dari sejumlah uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat bunga yang berlaku.

Ada berberapa parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :

• Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.

• Nper, jumlah angsuran yang dilakukan

• Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.

• Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.


Rumus yang digunakan:

Formula Future Value sbb:

(1) Manual : Fv = Po (1+r)^n

Fv = nilai pada tahun ke- n

Po = nilai pada tahun ke- 0

r = tingkat bunga

n = periode

(2) Tabel : Fn = Po ( DF r,n )

DF = discount Factor – melihat tabel


Rumus:

Fv = Pₒ (1+i)ⁿ

Jika kita menabung Rp.1.000.000 saat ini, maka berapa jumlah uang kita 3 tahun ke depan jika tingkat bunga 10% per tahun ?

Perhitungan untuk permasalahan ini basanya menggunakan bunga ganda. Artinya, bunga yang kita peroleh pada tahun pertama akan disertakan dalam perhitungan bunga tahun selanjutnya dan begitu seterusnya. Misalnya, kita menyimpan uang di bank Rp.1.000.000 sekarang maka penulisannya seperti ini:

Pₒ = 1.000.000

Tahun depan dengan tingkat bunga sebesar 10% maka uang kita menjadi:

P₁ = 1.000.000 (1 + 0,1) = 1.100.000

2. Nilai Sekarang (Present Value)

Adalah nilai sekarang dari pembayaran masa depan.Yang dilakukan adalah dengan pemajemukan terbalik. Present Value (nilai sekarang) merupakan kebalikan dari compound value (nilai majemuk) adalah besarnya jumlah uang, pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari jumlah uang yang baru akan diterima beberapa waktu/periode yang akan datang. Tingkat diskonto (discount rate) adalah tingkat pengembalian atas suatu investasi beresiko sama yang akan didiskontokan.

Rumus:

PV = Kn / (1 + r) ^n

Keterangan :

PV = Present Value / Nilai Sekarang

Kn = Arus kas pada tahun ke-n

r = Rate / Tingkat bunga

^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n).

Contoh :

Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar :

PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1

PV = 1.000.000 rupiah

Tambahan :

1 / (1 + r) ^n disebut juga sebagai discount factor

Istilah yang digunakan:

Pv = Present Value (Nilai Sekarang)

SI = Simple interest dalam rupiah

Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)

An = Anuity

I = Bunga (i = interest / suku bunga)

N = tahun ke-

P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu

Perhitungan present value tersebut di atas dapat digunakan pada beberapa model perhitungan investasi seperti menghitung uang hasil investasi atau bisnis yang akan diterima beberapa tahun lagi dengan nilai saat ini, menghitung waktu lamanya investasi ditanamkan pada sebuah bisnis dan lain sebagainya.

3. Annuity

Adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu.

FV = Ko (1 + r) ^n

Keteragan :

FV = Future Value / Nilai Mendatang

Ko = Arus Kas Awal

r = Rate / Tingkat Bunga

^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n).


Contoh :

Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun kita akan mendapat :

FV = 1.000.000 (1 + 0,1) ^1

FV = 1.100.000 rupiah

Anuitas nilai sekarang adalah Sebagai nilai i anuitas majemuk saat ini dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan n sebagai jangka waktu anuitas.

(1+i) n ] = A1 [ 1 – {1/ (1+ i)n /i } ]PVAn = A1

Anuitas nilai masa datang adalah sebagai nilai anuaitas majemuk masa depan dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan n sebagai jangka waktu anuitas.

(1+i) n – 1 ] / iFVAn = A1

Keterangan : A1 = Pembayaran atau penerimaan setiap periode.

4. Bunga Sederhana

Bunga yang dibayarkan hanya pada pinjaman atau tabungan atau investasi pokoknya saja.

FVn = Po [ 1 + (i) (n) ]

5. Bunga Majemuk

Bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari pinjaman (investasi) ditambahkan terhadap pinjaman pokok secara berkala.

FVn = Po ( 1 + i ) n

Keterangan :

FVn = Future value tahun ke-n

Po = Pinjaman atau tabungan pokok

i = Tingkat suku bunga/ keuntungan disyaratkan

n = Jangka waktu


Tingkat bunga efektif

Pada waktu kita membicarakan penggandaan dengan frekuensi lebih dari satu ,kita melihat bahwa nilai masa mendatang berbeda (lebih besar dalam hal ini) dengan nilai masa mendatang yang digandakan sekali dalam setahun. Tingkat bunga efektif ingin menghitung tingkat bunga efektif yaitu tingkat bunga yang memperhitungkan proses penggandaan yang lebih dari sekali.



Aplikasi nilai waktu uang


1) Pinjaman Amortisasi

Merupakan suatu pinjaman yang akan dibayarkan dalam periode yang sama panjangnya ( bulanan, kuartalan, atau tahunan ). Digunakan untuk menghitung pembayaran pinjaman atau angsuran sampai jatuh tempo. Pinjaman yang dilunasi dengan cara ini , dengan pembayaran periodik yang sama jumlahnya, disebut pengangsuran pinjaman di amortisasi.

2) Present value suatu seri pembayaran

3) Future value seri pembayaran

4) Present value antara dua periode

5) Analisis komponen tabungan dari tawaran asuransi


Metode-metode Nilai Waktu Uang

1. Metode average rate of return

Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan yang diperoleh suatu investasi atau LABA / INVESTASI

Jika average rate of return lebih tinggi dari laba yang diharapkan → layak

Kelemahan metode ARR : Mengabaikan nilai waktu uang

2. Metode payback period

Mengukur seberapa cepat investasi itu kembali

Kriteria penilaian investasi : Semakin cepat semakin baik

Kelemahan Metode payback period : Mengabaikan nilai waktu uang, Mengabaikan CF setelah investasi kembali

3. Metode net present value (NPV)

Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih

Jika NPV + → layak

4. Metode profitability index (PI)

Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi

Jika PI lebih dari 1 → layak

5. Metode internal rate of return (IRR)

Tingkat discount faktor yang menyamakan nilai sekarang investasi dan nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang Jika IRR > tk bunga atau laba yang disyaratkan → layak .

Overview manajemen keuangan dan laporan keuangan bab 1 dan bab 2

bab 14 Analisis Investasi Lanjutan

ANALISIS INVESTASI LANJUTAN METODE ADJUSTED PRESENT VALUE (APV) Kerangka APV               Variasi lain dari WACC (weighted a...

Bab 3 pasar keuangan